Metode Penentuan Arah Kiblat
Pada: February 07, 2013
Metode yang digunakan dalam menentukan arah kiblat mengalami perkembangan yang signifikan. Hal ini dapat dilihat dari perkembangan alat yang digunakan. Mulai dari alat sederhana seperti tongkat, kompas, hingga alat-alat modern yang memiliki tingkat keakuratan cukup tinggi seperti theodolite. Bahkan kini terdapat software khusus yang dengan mudah dapat digunakan untuk mengetahui arah kiblat suatu tempat. Selain itu juga terdapat beberapa website yang dapat di akses kapan saja.
Secara umum cara penentuan arah kiblat yang biasa digunakan menggunakan acuan perhitungan sudut dan acuan bayangan. Kedua acuan ini kemudian diterapkan pada berbagai alat atau media untuk menentukan arah kiblat seperti theodolite menggunakan acuan perhitungan sudut (azimuth) dalam metode kerjanya.
Azimuth kiblat adalah busur lingkaran horizon atau ufuk dihitung dari titik utara ke timur sampai dengan titik kiblat atau lebih ringkasnya arah (garis) terdekat yang menunjukkan ke Kiblat. Azimuth kiblat, disebut juga dengan teori sudut.
Untuk mengaplikasikan perhitungan azimuth kiblat, maka diperlukan alat untuk mengetahui utara sejati (true north) terlebih dahulu. Utara sejati dapat diketahui dengan bantuan tongkat yang cara kerjanya mengacu pada pergerakan Matahari. Dapat juga menggunakan theodolite dengan tingkat akurasi yang cukup tinggi. Adapun langkah-langkah menentukan arah kiblat dengan berbagai alat bantu selengkapnya sebagai berikut:
Menggunakan Kompas
Cara menentukan arah kiblat dengan kompas adalah sebagai berikut; a) Letakkan kompas diatas tanah atau pada bidang datar dan diamkan sampai jarum penunjuk menunjukkan arah utara magnetic. b) Tarik sebuah garis utara-selatan sesuai dengan arah yang ditnjukkan oleh jarum penunjuk pada kompas, garis tersebut merupakan arah utara-selatan. c) Setelah itu buat garis yang tegak lurus memotong garis utara-selatan tadi, garis ini menunjukkan arah barat-timur. d) Perhatikan koreksi magnetik pada daerah/tempat pengukuran, jika deklinasi magnetiknya timur maka azimuth kiblat di kurangi nilai deklinasi magnetik tersebut. Jika deklinasi magnetik di barat maka ditambahkan. e) Setelah arah barat utara diketahui, buatlah garis sesuai dengan nilai perhitungan arah kiblat (azimuth kiblat) yang telah dikoreksi dengan deklinasi magnetik.
Menggunakan Tongkat
Langkah ini merupakan langkah yang paling praktis, dan menghasilkan arah utara yang tidak diragukan keakuratannya. Adapun lanngkahnya adalah sebagai berikut a) Tancapkan tongkat pada permukaan yang datar sehingga tongkat tersebut tegak lurus dengan permukaan yang datar tersebut. c) Buatlah lingkaran di sekitar tongkat tersebut dengan titik pusat berada pada pangkal tongkat (misal A). d) Amati bayang-bayang ujung tongkat ketika ujung bayang-bayang tongkat tersebut mulai masuk ke dalam lingkaran. e) Tandai bayangan ujung tongkat ketika menyentuh lingkaran (misal B), perhatikan juga ketika ujung bayangan tongkat mulai keluar dari dalam lingkaran. Tandai ujung bayang-bayang tongkat ketika menyentuh garis lingkaran tersebut (misal C). f) Setelah diperoleh titik B dan C, tariklah garis lurus antara B dan C. maka, garis BC itulah yang menunjukkan arah barat-timur. g) Buatlah garis yang tegak lurus dengan garis BC (90o). maka itulah garis yang menunjukkan arah utara-selatan sejati. f) Setelah mengetahui arah mata angin, tariklah sudut sesuai dengan data azimuth kiblat yang telah dihitung sebelumnya. Maka itulah arah kiblat.
Menggunakan Theodolite
Theodolite merupakan alat yang dapat digunakan untuk menentukan tinggi dan azimuth benda langit, menentukan tata koordinat horizon dan sudut vertikal, theodolite juga dapat digunakan untuk mengukur jarak dan membuat garis lurus antar tempat.
Penggunaan theodolite ini merupakan cara yang lebih teliti untuk menentukan arah kiblat. Theodolite adalah alat ukur semacam teropong yang dilengkapi dengan lensa, angka-angka yang menunjukkan arah (azimuth) dan ketinggian dalam derajat dan water-pass. Untuk menentukan lintang dan bujur tempat dengan theodolite, dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut :
- Pasanglah theodolite pada tripot (tiang), dengan benar dan dengan memperhatikan keseimbangan water-passnya, agar tegak lurus dengan titik pusat Bumi. Juga perlu diperhatikan bahwa pemasangan ini harus dilakukan di tempat yang datar dan dapat langsung terkena sinar Matahari.
- Pasang benang dengan pemberat (syaqul) di bawah theodolite tersebut.
- Cocokkan jam yang akan digunakan dengan jam radio yang dikontrol oleh Badan Meteorologi dan Geofisika Departemen Perhubungan, dan GPS.
- Ketahui lintang dan bujur tempat yang akan diukur dengan GPS/ alat lain.
- Menghitung sudut arah kiblat di tempat tersebut.
- Bidik Matahari (sinar paling terang yang tertangkap lensa) dengan theodolite dalam posisi aktif (on).
- Kunci theodolite agar kedudukannya tidak berubah, tekan tombol preset dan catat jam pembidikan tersebut.
- Cari data deklinasi dan equation of time (e) pada tanggal yang dihitung pada data ephemeris.
- Menghitung sudut waktu Matahari pada saat pengukuran.
- Setelah theodolite menghadap ke utara sejati. Langkah selanjutnya adalah tekan tombol preset pada theodolite agar data yang ditampilkan di layar menunjukkan angka 0 (nol). Kemudian putar theodolite ke kanan (searah jarum jam) sebesar sudut arah kiblat yang sudah dihitung di atas. Inilah arah kiblat yang dicari.
Menentukan Arah Kiblat dengan Segitiga Siku-Siku
Pengaplikasian perhitungan azimuth kiblat juga dapat menggunakan segitiga siku-siku, yaitu dengan menghitung jarak dari titik utara ke titik kiblat dalam satuan meter. Dasar yang digunakan adalah dengan perbandingan-perbandingan trigonometri segitiga siku-siku.
Menentukan Arah Kiblat dengan Rashdul Kiblat
Rashdul kiblat berarti bayang-bayang Matahari ke arah kiblat maksudnya adalah bayangan benda yang berdiri tegak dan di tempat yang datar pada saat tertentu (sesuai hasil perhitungan) menunjukkan (mengarah) arah kiblat, cara ini dikenal juga dengan teori bayangan. Rashdul kiblat ini terjadi saat posisi Matahari berada di atas Ka’bah.
Penentuan arah kiblat dengan bayangan Matahari merupakan cara paling sederhana dan tingkat akurasinya cukup tinggi. Penentuan arah mata angin juga tidak terganggu dengan adanya medan magnet seperti pada kompas. Cara ini dapat dilakukan di seluruh permukaan Bumi. Hanya saja waktunya yang berbeda karena bentuk Bumi yang bulat.
Referensi Makalah®
Kepustakaan:
Susi knan Azhari, Ensiklopedi Hisab Rukyat, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2008). Mutoha Arkanuddin, Teknik Penentuan Arah Kiblat Teori dan Aplikasi, (Yogyakarta: Lembaga Pengkajian dan Pengembangan Ilmu Falak (LP2IF) Rukyatul Hilal Indonesia (RHI), 2009).