Pemikiran Hisab Gerhana di Indonesia
Pada: February 12, 2013
Ada dua aliran yang dapat disebutkan untuk mewakili pemikiran hisab di Indonesia, yaitu hisab urfi dan hisab hakiki. Hisab urfi adalah sistem perhitungan kalender yang didasarkan pada peredaran rata-rata Bulan mengelilingi Bumi dan ditetapkan secara konvensional. Sedangkan hisab hakiki adalah sistem hisab yang didasarkan pada peredaran Bulan dan Bumi yang sebenarnya. Sistem hisab hakiki ini terbagi menjadi tiga bagian, yaitu; hisab hakiki taqribi, hisab hakiki tahqiqi dan hisab hakiki kontemporer.
Definisi di atas seakan-akan memberikan trade mark bahwa istilah hisab urfi dan hisab hakiki hanya terkait dengan perhitungan awal bulan saja. Pemaknaan tersebut terlalu sempit, sebab istilah hisab urfi dan hakiki mencakup permasalahan yang luas. Kedua istilah tersebut dipilih untuk mengklasifikasikan sistem hisab dari kitab-kitab yang merupakan buah karya para ulama nusantara. Pemikiran ulama khususnya ulama ahli falak tidak hanya terkait dengan awal bulan saja. Hisab gerhana-pun termasuk bagian di dalamnya.
Slamet Hambali mengemukakan bahwa bentuk pengklasifikasian di atas berlaku untuk semua jenis hisab yang terkait dengan penentuan awal waktu salat, awal bulan dan gerhana. Namun, khusus untuk gerhana tidak ada istilah hisab urfi sebab hisab gerhana hanya terkategorisasi dalam sistem hisab hakiki. Dari klasifikasi ini disinyalir hisab hakiki tahkiki dan kontemporer lebih akurat daripada hisab hakiki taqribi. Berikut penjelasan ketiga jenis hisab tersebut.
Hisab Hakiki Taqribi
Hisab Hakiki Taqribi adalah sistem perhitungan posisi benda-benda langit berdasarkan gerak rata-rata benda langit itu sendiri, sehingga hasilnya merupakan perkiraan atau mendekati kebenaran. Kelompok hisab ini menggunakan data Bulan dan Matahari berdasarkan tabel Ulugh Bek. yang digunakan dengan menggunakan proses perhitungan sederhana. Tentunya, proses perhitungan hisab gerhana-pun khususnya gerhana Bulan dalam kategori ini juga mengunakan operasi-operasi perhitungan sederhana. Operasi-operasi perhitungan yang digunakan masih berupa operasi-operasi penjumlahan, pengurangan, perkalian dan pembagian. Perhitungan gerhana dengan menggunakan operasi-operasi tersebut tentunya bisa ditemukan dalam kitab-kitab yang termasuk dalam kategori Hisab Hakiki Tahqiqi.
Hisab Hakiki Tahqiqi
Hisab hakiki tahqiqi adalah hisab yang perhitungannya berdasarkan data astronomis yang diolah dengan trigonometry (ilmu ukur segitiga) dengan koreksi-koreksi gerak Bulan maupun Matahari yang teliti. Proses perhitungan gerhana khususnya gerhana Bulan dalam kategori ini sudah mengalami perkembangan dibandingkan dengan kategori hisab hakiki taqribi. Perhitungannya sudah menggunakan tabel-tabel logaritma dan rumus-rumus trigonometry. Perhitungan gerhana dengan menggunakan operasi-operasi tersebut tentunya bisa ditemukan dalam kitab-kitab yang termasuk dalam kategori hisab hakiki tahqiqi.
Hisab Hakiki Kontemporer
Sistem hisab ini menggunakan hasil penelitian terakhir dan menggunakan matematika yang telah dikembangkan. Salah satu hal yang membedakan dengan hisab tahqiqi adalah sistem koreksinya yang lebih teliti dan kompleks sesuai dengan kemajuan sains dan teknologi, sehingga dalam perhitungannya sudah menggunakan data astronomis dengan peralatan yang lebih modern. Proses perhitungan hisab gerhana khususnya gerhana bulan dalam kategori ini menggunakan data-data yang sudah dikomputerisasi sehingga perubahan datanya bisa diamati langsung dengan interval yang ditentukan. Proses perhitungannya-pun tergolong lebih kompleks dibandingkan dengan kategori hisab hakiki taqribi dan hisab hakiki tahqiqi.
Referensi Makalah®
Kepustakaan:
Syaiful Mujab, Studi Analisis Pemikiran Hisab KH. Moh. Zubair Abdul Karim dalam Kitab Ittifaq Dzatil Bain, (Semarang: Perpustakaan IAIN Walisongo, 2007). Muhyiddin Khazin, Kamus Ilmu Falak, (Yogyakarta: Buana Pustaka, 2005).