Evening Twilight dalam Astronomi
Pada: March 29, 2013
Dalam ilmu falak, syafaq dikenal dengan cahaya senja atau evening twilight. Ketika matahari terbenam di ufuk barat, permukaan bumi tidak otomatis langsung menjadi gelap. Hal demikian ini terjadi karena ada partikel-partikel berada di angkasa yang membiaskan sinar matahari, sehingga walaupun sinar matahari sudah tidak mengenai bumi namun masih ada bias cahaya dari partikel-partikel tersebut. Saat matahari terbenam cahaya senja berwarna kuning kemerah-merahan yang semakin lama menjadi merah kehitam-hitaman karena matahari semakin kebawah, sehingga bias partikel semakin berkurang.
Twilight adalah interval waktu sebelum matahari terbit dan terjadi lagi setelah matahari terbenam, di mana sinar matahari berhamburan di bagian atas atmosfer menerangi atmosfer yang lebih rendah, dan permukaan bumi tidak benar-benar terang atau gelap gulita.
Twilight atau cahaya senja juga bisa didefinisikan sebagai cahaya siang yang masih kelihatan di ufuk barat setelah matahari terbenam dan di ufuk timur sebelum matahari terbit. Senja yang pertama disebut senja petang atau evening twilight dan senja yang kedua disebut senja pagi atau morning twilight. Senja pagi sudah nampak kelihatan ketika matahari berada pada posisi 19 derajat di bawah ufuk dan cahaya senja pada posisi 17 derajat di bawah ufuk. Ketika matahari berada pada posisi 19 derajat di bawah ufuk maka sudah masuk waktu Subuh. Sedangkan ketika posisi matahari berada pada 17 derajat di bawah ufuk maka sudah masuk waktu Isya, karena pada posisi ini cahaya senja sudah hilang.
Dalam twilight terdapat tiga tahapan fenomena, yaitu civil twilight, nautical twilight, dan astronomical twilight. Ketika posisi matahari berada antara 0 derajat sampai -6 derajat di bawah ufuk benda-benda di lapangan terbuka masih tampak batas-batas bentuknya dan pada saat itu sebagian bintang-bintang terang saja yang baru dapat dilihat.
Keadaan seperti inilah yang dalam astronomi dinamakan civil twilight. Ketika posisi matahari berada antara -6 derajat hingga -12 derajat di bawah ufuk benda-benda di lapangan terbuka sudah samar-samar batas bentuknya, dan pada waktu itu semua bintang terang sudah tampak. Keadaan seperti inilah yang disebut nautical twilight dalam dunia astronomi. Ketika posisi matahari berada antara -12 derajat hingga -18 derajat di bawah ufuk permukaan bumi menjadi gelap, sehingga benda-benda dilapangan terbuka sudah tidak dapat dilihat batas bentuknya dan pada waktu itu semua bintang mulai tampak. Keadaan seperti ini, juga di sebut sebagai astronomical twilight oleh kalangan astronomi .
Referensi Makalah®
Kepustakaan:
Muhammad Wardan, Kitab Ilmu Falak dan Hisab, (Yogyakarta: Maktabah Mutaromiyah, 1957).