Metode Yanbu'a dalam Baca Tulis al-Quran
Pada: March 18, 2013
Metode Yanbu'a adalah suatu metode baca tulis dan menghafal al-Quran untuk membacanya santri tidak boleh mengeja membaca langsung dengan cepat, tepat, lancar dan tidak putus-putus disesuaikan dengan kaidah makhorijul huruf.
Munculnya metode Yanbu'a adalah dari usulan dan dorongan Alumni Pondok Tahfidh Yanbu'ul Quran, supaya mereka selalu ada hubungan dengan pondok disamping usulan dari masyarakat luas juga dari lembaga pendidikan Ma'arif serta Muslimat terutama dari cabang Kudus dan Jepara.
Mestinya dari pengasuh pondok sudah menolak, karena menganggap cukup metode yang sudah ada, tetapi karena desakan yang terus menerus dan memang dipandang perlu, terutama untuk menjalin keakraban antara alumni dengan pondok serta untuk menjaga dan memelihara keseragaman bacaan, maka dengan tawakkal dan memohon pertolongan Allah tersusun kitab Yanbu'a yang meliputi Thoriqoh Baca Tulis dan Menghafal al-Quran.
Penyusun buku (Metode Yanbu'a) diprakarsai oleh tiga tokoh pengasuh Pondok Tahfidh Yanbu'ul Qur'an putra KH. Arwani Amin Al Kudsy (Alm) yang bernama: KH. Agus M. Ulin Nuha Arwani, KH. Ulil Albab Arwani dan KH. M. Manshur Maskan (Alm) dan tokoh lain diantaranya: KH. Sya'roni Ahmadi (Kudus), KH. Amin Sholeh (Jepara), Ma'mun Muzayyin (Kajen Pati), KH. Sirojuddin (Kudus) dan KH. Busyro (Kudus). Pengambilan nama Yanbu'a yang berarti sumber, mengambil dari kata Yanbu'ul Qur'an yang artinya Sumber al-Quran, nama yang sangat digemari dan disenangi oleh seorang guru besar al-Quran Al- Muqri simbah KH. M. Arwani Amin, yang silsilah keturunannya sampai pada pangeran Diponegoro.
Metode Yanbu'a adalah penyempurnaan dari metode sebelumnya karena materi yang di kandung setiap juz/ jilid tidak sama dengan kitab yang lama urutan pelajarannya berbeda ada pengurangan serta penambahan materi.
Referensi Makalah®
Kepustakaan:
M. Ulin Nuha Arwani, Thoriqoh Baca Tulis dan Menghafal Al-Qur'an "Yanbu'a"
Munculnya metode Yanbu'a adalah dari usulan dan dorongan Alumni Pondok Tahfidh Yanbu'ul Quran, supaya mereka selalu ada hubungan dengan pondok disamping usulan dari masyarakat luas juga dari lembaga pendidikan Ma'arif serta Muslimat terutama dari cabang Kudus dan Jepara.
Mestinya dari pengasuh pondok sudah menolak, karena menganggap cukup metode yang sudah ada, tetapi karena desakan yang terus menerus dan memang dipandang perlu, terutama untuk menjalin keakraban antara alumni dengan pondok serta untuk menjaga dan memelihara keseragaman bacaan, maka dengan tawakkal dan memohon pertolongan Allah tersusun kitab Yanbu'a yang meliputi Thoriqoh Baca Tulis dan Menghafal al-Quran.
Penyusun buku (Metode Yanbu'a) diprakarsai oleh tiga tokoh pengasuh Pondok Tahfidh Yanbu'ul Qur'an putra KH. Arwani Amin Al Kudsy (Alm) yang bernama: KH. Agus M. Ulin Nuha Arwani, KH. Ulil Albab Arwani dan KH. M. Manshur Maskan (Alm) dan tokoh lain diantaranya: KH. Sya'roni Ahmadi (Kudus), KH. Amin Sholeh (Jepara), Ma'mun Muzayyin (Kajen Pati), KH. Sirojuddin (Kudus) dan KH. Busyro (Kudus). Pengambilan nama Yanbu'a yang berarti sumber, mengambil dari kata Yanbu'ul Qur'an yang artinya Sumber al-Quran, nama yang sangat digemari dan disenangi oleh seorang guru besar al-Quran Al- Muqri simbah KH. M. Arwani Amin, yang silsilah keturunannya sampai pada pangeran Diponegoro.
Metode Yanbu'a adalah penyempurnaan dari metode sebelumnya karena materi yang di kandung setiap juz/ jilid tidak sama dengan kitab yang lama urutan pelajarannya berbeda ada pengurangan serta penambahan materi.
Referensi Makalah®
Kepustakaan:
M. Ulin Nuha Arwani, Thoriqoh Baca Tulis dan Menghafal Al-Qur'an "Yanbu'a"