Pengertian Budaya Kerja dalam Ekonomi

Budaya berasal dari bahasa Sansekerta yang artinya akal atau segala sesuatu yang berkaitan dengan akal pikiran, nilai-nilai dan sikap mental. Dari pengertian budaya sederhana ini, budaya kerja dimaknai sebagai falsafah yang didasari oleh pandangan hidup sebagai nilai-nilai yang menjadi sifat, kebiasaan dan kekuatan pendorong, membudaya dalam kehidupan suatu kelompok masyarakat atau organisasi, kemudian tercemin dari sikap menjadi perilaku, kepercayaan, cita-cita, pendapat dan tindakan yang terwujud sebagai “kerja” atau “bekerja”.

Melaksanakan budaya kerja tidak bisa dipisahkan dengan sumber daya manusia (SDM) itu sendiri, karena budaya kerja sangat erat kaitannya dengan sikap atau perilaku dan paradigma berpikir manusia dalam menciptakan produktivitas kerja yang memadai.

Budaya Perusahaan seperti halnya pengertian budaya pada umumnya, mengandung gejala sosial atau gejala kelompok yang mencolok. Dalam setiap kelompok yang melakukan bekerja sama (team work) secara terorganisasi, maka akan muncul kepermukaan keinginan kelompok untuk mendapatkan pelayanan dari perusahaannya terhadap berbagai kebutuhan dan aspirasi kelompok. Perusahaan dianjurkan untuk semakin sensitif terhadap kebutuhan SDM tersebut.

Budaya kerja haruslah bermotivasikan, dinamisme dan memupuk sifat dinamik untuk memimpin. Pekerja akan menyadari potensi dan kekuatan yang dikaruniakan kepadanya seperti daya cipta, akal, pemkikiran asli, bakat yang tersendiri, kemampuan menggunakan alat-alat tertentu dan sebagainya. Itulah yang dinamakan budaya kerja.

Referensi Makalah®

Kepustakaan:

Toto Tasmara, Membudayakan Etos Kerja Islami, (Jakarta: Gema Insani, 2002). Niels Mulder, Agama, Hidup Sehari-hari dan Perubahan Budaya, (Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 1999). Ujang Sumarwan, Perilaku Komsumen. Teori dan Penerapannya Dalam Pemasaran, (Jakarta: Ghalia Indonesia, 2003).