Pengertian Umum Pembelajaran Konvensional
Pada: May 29, 2013
Pendekatan adalah proses, cara, perbuatan mendekati. Sedangkan konvensional adalah berdasarkan kesepakatan umum, tradisional. Pendekatan konvensional, maksudnya pada model pendekatan pada kurikulum yang sudah biasa dilakukan selama ini.
Filsafat yang mendasari pembelajaran konvensional, adalah behaviorisme dalam penganutnya objectivism. Pemikiran filsafat ini memandang bahwa belajar sebagai usaha mengajarkan berbagai disiplin ilmu pengetahuan terpilih sebagai pembimbing pengetahuan terbaik. Sedangkan mengajar adalah memindahkan pengetahuan kepada orang yang belajar. Siswa sendiri diharapkan memiliki pemahaman yang sama dengan guru terhadap pengetahuan yang dipelajarinya.
Behaviorisme berakar dari filsafat positivisme yang percaya bahwa segala sesuatu yang diamati atau ditangkap panca indera sebagai kebenaran yang sebenarnya. Sesuatu dianggap ada jika bisa diamati atau dirasakan. Belajar dipandang sebagai usaha mengajarkan berbagai disiplin ilmu pengetahuan terpilih sebagai pembimbing terbaik. Sementara penciptaan respon dan pembebasan dianggap penting.
Secara garis besar, filosofi pembelajaran dengan pendekatan konvensional adalah sebagai berikut:
- Pengetahuan itu objektif, pasti dan tetap
- Belajar diartikan sebagai perolehan pengetahuan
- Mengajar adalah memindahkan pengetahuan kepada orang yang belajar
- Siswa diharapkan memiliki pemahaman yang sama dengan guru terhadap pengetahuan yang dipelajari
- Otak atau akal manusia berfungsi sebagai alat penjiplak struktur pengetahuan
- Segala sesuatu yang ada di alam telah terstruktur, teratur dan rapi
- Pengetahuan juga sudah terstruktur rapi
- Prinsip keteraturan mutlak berlalu dalam segala persoalan belajar dan pembelajaran.
- Siswa dihadapkan pada aturan-aturan yang jelas yang ditetapkan lebih dahulu secara ketat.
- Pembisaaan (disiplin) sangat essensial.
- Kegagalan atau ketidakmampuan dalam menambah pengetahuan dikategorikan sebagai kesalahan dan harus dihukum dan sebaliknya.
- Ketaatan kepada aturan dipandang sebagai penentu keberhasilan. Kontrol belajar dipegang oleh sistem di luar diri siswa.
Proses belajar mengajar dengan model konvensional, peran guru terlihat dominan, ketuntasan materi menjadi pijakan dan posisi sentral dari proses dipegang oleh guru akibatnya hanya hafalan fakta-fakta dangkal yang diperoleh anak.
Banyak siswa yang mampu menyajikan tingkat hafalan yang baik terhadap materi yang diterimanya namun tidak diikuti dengan pemahaman secara mendalam materi yang diterimanya. Sebagian besar siswa tidak mampu menghubungkan antara yang mereka pelajari dengan bagaimana pengetahuan tersebut akan dimanfaatkan.
Referensi Makalah®
Kepustakaan:
Depdiknas, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 2005). E. Mulyasa, Menjadi Guru Profesional Menciptakan Pembelajaran Kreatif dan Menyenangkan, (Bandung : Remaja Rosdakarya, 2005). Syaiful Sagala, Konsep dan Makna Pembelajaran, (Bandung : Alfabeta, 2003).