Sekilas mengenai Surah al-Kafirun
Pada: May 07, 2013
Surah al-Kafirun artinya orang-orang kafir, diambil dari perkataan “al-Kafirun”, yang terdapat dalam ayat pertama surat ini, yaitu seseorang yang tidak percaya kepada Allah swt dan Rasulnya, dan biasa disebut dengan kata kafir. Secara bahasa berarti menutupi sesuatu, menyembunyikan kebaikan yang telah diterima atau tidak berterima kasih. Jamak dari kata kafir adalah kafirun, kuffar.
Dalam al-Quran perkataan kafir mengacu pada perbuatan yang ada hubungannya dengan Tuhan. Seperti mengingkari nikmat-nikmat (berkah) Tuhan dan tidak berterima kasih kepadaNya, lari dari tanggung jawab atau melepaskan diri dari suatu perbuatan, pembangkangan serta penolakan terhadap hukum-hukum Tuhan, dan meninggalkan amal saleh yang diperintahkan oleh Tuhan.
Surah al-Kafirun terdiri dari 6 ayat, termasuk golongan surat-surat Makkiyah, diturunkan sesudah surat al-Ma’un, orang kafir dan menentang, yaitu bila melihat sinar kebenaran maka ia memejamkan mata dan bila mendengar kata-kata kebenaran maka ia sumbat telinganya. Orang seperti ini tidak perlu lagi memperhatikan dalil setelah ditunjukkan kepadanya dan tidak mau mengalah terhadap hujjah bila menyakiti hatinya, ia justru menolak semua itu karena lebih senang dan merasa lebih cocok dengan apa yang terlintas dalam hatinya seperti yang dilakukan oleh banyak orang disekitarnya dan para pendahuluannya.
Menurut Muhammad Abduh, surah ini menandaskan bahwa ma’bud (Tuhan yang disembah) oleh Muhammad dan kaum Muslimin tidaklah sama dengan ma’bud atau sesembahan orang musyrik. Demikian pula ibadah Muhammad dan umatnya yang harus berdasarkan keihklasan dan ketulusan hati, serta bersih dari upaya mempersekutukan Allah adalah berbeda dari pada ibadat orang-orang musyrik.
Referensi Makalah®
Kepustakaan:
Muhammad Abduh, Tafsir Juz ‘Amma Berikut Penjelasan, (Sunar Baru, Bandung, 1993). Depag, Al-Quran dan Tafsirnya, Jilid X, 1990). Endiklopedi Islam, (Icthiar Baru Van Hoeve, Jakarta, 1993). Syaikh Muhammad Abduh, Tafsir Al-Quran Al-Karim (Juz ‘Amma), (Mizan, Bandung, 1998).