Biografi Abu Ishaq al-Syirazi
Pada: June 21, 2013
Nama aslinya adalah Ibrahim bin Ali bin Yusuf bin Abdullah, yang dikenal dengan Abu Ishaq al-Syirazi, adalah pemikir fikih Syafi’i, sejarawan dan sastrawan. Ia dilahirkan pada tahun 393 H di desa Firz Abaz, sebuah kota dekat Syiraz, Persia. Ketika dewasa ia pindah ke Syiraz.
Di Syiraz Abu Ishaq al-Syirazi belajar fkih pada Abu Abdillah al-Baidawi dan Ibnu Ramin. Kemudian ke Bashrah untuk belajar fiqh pada al-Jazari. Tahun 415 H pindah ke Baghdad dan berguru ilmu ushul fiqh pada Abu Hatim al-Qazwaini dan al-Zajjaj.
Selanjutnya ilmu hadis diterimanya dari Aba Bakar al-Barqani, Abi Ali bin Syazan dan Aba Tayyib al-Tabari, bahkan menjadi asistennya. Sementara murid-muridnya antara lain Abu Abdullah bin Muhammad bin Abu Nasr al-Humaidi, Abu Bakar bin al-Hadinah, Abu al-Hasan bin Abd al-Salam, Abu al-Qasim al-Samarqandi Abu Ishaq al-Syirazi adalah seorang yang bersahaja bahkan sangat fakir sampai untuk melaksanakan hajipun ia tidak mampu. Makanannya juga sangat sederhana.
Nama Abu Ishaq al-Syirazi popular dimana-mana sebagai cendekiawan yang tangguh, bahasanya bagus, ahli berdebat, berdiskusi dan pembela mazhab Syafi’i. Ia pernah menjadi dosen pada Universitas Nizhamiyah di Baghdad, sebuah Perguruan Tinggi Islam yang didirikan oleh seorang wazir (Menteri) kerajaan Saljuk.
Ia menempati kedudukan tersendiri di hati Khalifah al-Muqtadi bi Amrillah, sampai-sampai ketika ia meninggal, Madrasah Nizhamiyah, sebuah perguruan tinggi yang dibangunnya dimana al-Syirazi juga mengajar, harus ditutup, sebagai penghormatan dan rasa duka cita yang mendalam atas kematiannya. Abu Ishaq al-Syirazi merupakan salah satu mujtahid muqayyad dari kalangan Syafi’iyah.
Mujtahid muqayyad adalah Seseorang yang berijtihad dalam masalah-masalah yang tidak ada nashnya dalam kitab-kitab madzhab. Selain Abu Ishaq al-Syirazi, mujtahid muqayyad lainnya dari kalangan Syafi’iyah adalah al-Mawardi, Muhammad bin Jarir, Abi Nashr, dan Ibnu Khuzaimah. Dari kalangan Hanafiyah antara lain Al-Hashafi, al-Thahawi, al-Karkhi, al-Halwani, al-Sarkhasi, al-Bazdawi dan Qadli Khan.
Sedangkan dari kalangan Mazhab al-Malikiyah misalnya: al-Abhari, Ibnu Abi Zaid al-Qairawani. al-Qadli Abu Ya’la. Adapun al-Qadli Abi Ali bin Abi Musa merupakan mujtahid fatwa dari kalangan Madzhab al-Hanabilah.
Ia menulis sejumlah buku yang banyak dipakai dan menjadi referensi utama generasi pengikut mazhab Syafi’i sesudahnya. Antara lain: al-Tanbih dan al-Muhazzab. Kedua kitab tersebut merupakan kitab fikih yang sangat popular dalam mazhab Syafi’i. Abu Ishaq al-Syirazi meninggal di rumah Abu al-Muzaffar bin Rais al Ruasa, malam ahad jumada al-Akhir 476 H. Jenazahnya dishalati oleh Khalifah al-Muqtadi bin Amrillah, setelah lebih dulu dimandikan oleh Abu al-Wafa bin Aqil al-Hambali kemudian dikubur di pemakaman Bab al-Harbi Baghdad.
Referensi Makalah®
Kepustakaan: Abdullah Mustofa al-Maraghi, Pakar-pakar Fiqh Sepanjang Sejarah, Terj. Hussein Muhammad, (Yogyakarta: LKPSM, 2001).