Locus of Control dalam Psikologi
Pada: June 02, 2013
Locus of control disebut juga dengan pusat kendali. Locus of control merupakan salah satu aspek karakteristik kepribadian. Konsep Locus of control pertama kali diajukan oleh Rotter berdasarkan teori belajar sosialnya. Menurut Rotter, bahwa pada dasarnya konsep locus of control menunjukkan pada keyakinan atau harapan-harapan individu mengenai sumber penyebab dari peristiwa-peristiwa yang terjadi dalam hidupnya, yaitu kejadian-kejadian yang terjadi pada dirinya dikendalikan oleh kekuatan dari dalam dirinya atau dari luar dirinya.
Pendapat itu diperkuat oleh Petri yang mengatakan bahwa locus of control merupakan konsep yang secara khusus berhubungan dengan harapan individu mengenai kemampuannya untuk mengendalikan penguat yang menyertai perilaku.
Pendapat lain yang dikemukakan oleh Baron dkk, menyebutkan bahwa locus of control merupakan salah satu aspek karakteristik kepribadian yang dimiliki setiap individu, mempengaruhi harapan dan tingkah lakunya dalam menghadapi lingkungan. Setiap perilaku manusia dipengaruhi oleh persepsi terhadap hasil yang dicapai, yang dapat menjadi faktor penguat atau pelemah untuk perilaku selanjutnya.
Dalam kehidupan sehari-hari seseorang dapat membangun suatu keyakinan berdasarkan pengalaman-pengalamannya, bagaimana caranya dapat mencapai prestasi. Ada yang menganggap bahwa hasil yang diperoleh ditentukan oleh unsur-unsur atau kekuatan dari luar dirinya, yaitu nasib atau akibat pengaruh kekuatan yang ada diluar dirinya. Keyakinan yang beranggapan bahwa hasil yang diperoleh adalah akibat dari usahanya sendiri digolongkan sebagai pusat kendali internal, Sedangkan pandangan yang kedua yaitu bahwa hasil yang didapatkan adalah akibat dari pengaruh luar atau karena nasib digolongkan sebagai locus of control eksternal.
Didasarkan pada tinjauan teoritis, locus of control merupakan unsur kepribadian. Unsur tersebut tumbuh dan berkembang dari latar belakang kehidupan seseorang. Thorpe mengemukakan bahwa Lingkungan keluarga ikut mempengaruhi dan membentuk pengalamannya. Latar belakang yang mantap mempengaruhi suasana psikologis yang sangat penting dalam perkembangan kepribadian.
Perkembangan kepribadian yang mantap pula menjadi dasar dari terbentuknya penyesuaian diri yang mantap pula. Orang yang memiliki konsep diri tinggi, mengalami situasi perkembangan psikologis lebih ajeg. Situasi lingkungan yang mendukung rasa aman, memberi kepuasan dan mendorong motivasi untuk mencapai suatu prestasi, hal ini juga merupakan ciri orang yang mempunyai locus of control internal. Mereka dapat memanfaatkan situasi lingkungan untuk mendapatkan prestasi dan kemampuan, sehingga dalam menghadapi suatu tantangan, orang-orang dengan ciri tersebut lebih berhasil menyesuaikan diri.
Perbedaan orientasi locus of control seseorang akan mempengaruhi penilaian terhadap peristiwa atau situasi yang sedang dihadapi, misalnya perilaku seksual pra nikah, yang selanjutnya mempengaruhi cara mereka mengatasi masalah atau biasa disebut coping behaviour. Jadi hubungan seksual pra nikah akan dihadapi dengan cara yang bermacam-macam, sesuai dengan kepribadian masing-masing.
Referensi Makalah®
Kepustakaan:
Baron . Byrne . D , Social Psycology: Understanding Human Interaction, (Eight Edition, United State of Anerica: Allin and Bacon Inc). Petri, H.L, Motivation: Theort and Recearch, (Wadsworth Publishing: California, 1980). Thorpe, L.P, The Psychology of Mental Health, (New York: The Ronald Press Company, 1960).