Mengenal Tradisi Buka Luwur
Pada: June 16, 2013
Buka luwur merupakan satu diantara sekian banyak tradisi yang dimiliki oleh masyarakat yang ada di Jawa. Secara pasti tidak diketahui kapan buka luwur dimulai, tetapi buka luwur merupakan tradisi tahunan yang selalu dilaksanakan setiap tanggal dan bulan. Tanggal 10 Muharram merupakan tradisi buka luwur di tempat Pemakaman Sunan Kudus.
Pada dasarnya acara buka luwur dilaksanakan dua tahap, yaitu tahap pra buka luwur dan buka luwuran itu sendiri. Pada kegiatan pra buka luwur sudah dimulai sejak H minus sepuluh. Pada hari-hari ini acara lebih dikonsentrasikan pada kegiatan ritual keagamaan, salah satunya yaitu dengan ditandai semaan al-Quran yang dilakukan dengan dua cara yaitu:
- Semaan al-Quran binnadlor yaitu semaan yang dilakukan oleh msyarakat di sekitar makam dan para peziarah. Biasanya pembacaan ini dipimpin oleh seorang kyai sepuh yang berada di sekitar Kecamatan Kota.
- Semaan al-Quran bil ghoib yaitu pembacaan secara hafalan. Untuk yang ini biasanya dilakukan oleh orang-orang yang memang sudah hafal al-Quran, biasanya di pimpin oleh seorang kyai.
Acara ini mengandung maksud untuk dapat meminimalisir penyimpangan yang ada dalam setiap ziarah. Selain itu setiap malam diadakan ritual keagamaan yang berupa tahlilan yang diikuti masyarakat dan para peziarah
Pada malam buka luwur yaitu pada malam tanggal 10 Muharrom diadakan upacara keagamaan berupa pengajian umum yang dihadiri oleh masyarakat dan tamu undangan. Acara dilanjutkan dengan sholat maghrib bersama dan pembagian nasi bungkus kepada semua undangan dan masyarakat tanpa memandang setrata sosial. Pada malam harinya dilakukan prosesi inti buka luwur yaitu pelepasan kain putih yang mengelilingi makam Sunan Kudus. Pada saat inilah juga didahului dengan bacaan ayat-ayat al-Quran. Prosesi ini biasanya dipimpin oleh seorang kyai sepuh.
Pada pagi hari tanggal 10 Muharrom merupakan hari perhelatan buka luwur. Karena pada saat inilah dilakukan pemasangan kembali kelambu yang baru. Karena kelambu Makam Sunan Kudus di yakini membawa berkah bagi siapa yang menerimanya, maka Kelambu yang telah dilepas tidak untuk dilelangkan tetapi hanya disumbangkan kepada beberapa orang atau lembaga yang membutuhkan.
Hal ini untuk mengantisipasi penyimpanagan acara ritual buka luwur menjadi acara bisnis. Hal yang menarik dari prosesi ini adalah setiap tahun dapat melaksanakan acara ini, dalam kegiatan ini selalu menyembelih kurang lebih tujuh sampai sembilan ekor kerbau, 68 ekor kambing serta sepuluh ton beras dan untuk dapat memenuhi semua persyaratan tersebut biasanya menghabiskan dana kurang lebih tujuh puluh tujuh juta rupiah. Dana itu diperoleh dari kas yayasan dan juga partisipasi masyarakat sekitar.
Untuk mengantisipasi supaya acara ritual ini dari pergesaran nilai, maka pengurus berketetapan untuk tidak mengizinkan semua bentuk pertunjukan. Baik yang bersifat hiburan maupun yang lainnya. Para pengurus hanya konsentrasi pada pelaksanaan acara buka luwuran.
Referensi Makalah®
*Berbagai Sumber