Teknik Pengujian Validitas
Pada: July 04, 2013
Analisis terhadap tes hasil suatu kegiata sebagai suatu totalitas dapat dilakukan dengan dua cara. Pertama, analisi yang dilakukan dengan jalan berfkir secara rasional atau dengan penganalisisan dengan menggunakan logika (logical analysis). Kedua, analisis yang dilakukan dengan mendasarkan diri kepada kenyataan empiris, imana penganlisisan dilaksanakan dngan menggunakan empirical analysis.
Untuk dapat menentukan apakah tes hasil sudah memiliki validitas rasional ataukah belum, dapat dilakukan penelusuran dari segi isinya (content), dan dari segi susunan dan konstruksinya (construct).
Sedangkan untuk mengetahui apakah tes sudah memiliki validitas empiris ataukah belum, dapat dilakukan penelusura dari dua segi, yaitu dari segi daya ketepatan meramalnya (prediktive validity) dan daya ketepatan bandingnya (concurrent validity).
Kemudian untuk melakukan pengujian validitas ramalannya dengan krierium yang telah ditentukan itu, cara yang sreing digunakan adalah dengan menerapkan Teknik Analisis Korelasi Product Momen dari Kerl Pearson. Selanjutnya untuk melakukan pengujian validitas bandingan juga dapat menerapkan teknik yang sama dengan validitas ramalan.
Sedangkan untuk menguji validitas butir, bahwa sebutir soal dapat dikatakan telah memiliki validitas yang tinggi atau dapat dinyatakan valid, jika skor-skor pada butir soal yang bersangkutan memiliki kesesuaian dan kesejajaran arah dengan skor totalnya; atau dengan bahasa statistik: Ada korelasi positif yang signifikan antara skor butir dengan skor totalnya. Skor total disini berkedudukan sebagai variabel terikat (dependent variable), sedangkan skor butir berkedudukan sebagai variabel bebas (independent variable).
Dengan demikian, maka untuk sampai pada kesimpulan bahwa butir-butir yang ingin diketahui validitasnya, yaitu valid ataukah tidak, kita dapat menggunakan teknik korelasi sebagai teknik analisisnya. Sebutir soal dapat dinyatakan valid, apabila skor butir yang bersangkutan terbukti mempunyai korelasi yang positif, yang signifikan dengan skor totalnya. Seperti diketahui, pada tes obyektif maka hanya ada dua kemungkinan jawaban, yaitu betul dan salah. Setiap butir soal yang dijawab dengan betul umumnya diberi skor 1 (satu), sedangkan untuk setiap jawaban yang salah diberikan skor 0 (nol). Jenis data seperti ini dalam dunia ilmu statistik dikenal dengan nama data diskret murni atau data dikotomik.
Sedangkan skor total yan dimiliki oleh masing-masing individu testee adalah merupakan hasil penjumlahan dari setiap skor yang dimilki oleh masing-masing butir soal adalah merupakan data kontinyu.
Menurut teori yang ada, apabila variabel I berupa data kontinyu (skor hasil tes), sedangkan variabel II berupa data diskrit murni (betul atau salahnya testee dalam menjawab), maka korelasi yang tepat untuk digunakan dalam mencari korelasi antara variabel I dengan variabel II adalah teknik korelasi point biserial (rpbis).
Referensi Makalah®
Kepustakaan:
Anas Sudijono, Pengantar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Raja Grafindo, 2003).