Kurikulum Home Schooling
Pada: January 07, 2014
Sumber: https://www.the-sun.com/ |
Pada paket bundle, keluarga home schooling menggunakan kurikulum dan bahan-bahan pelajaran yang sudah disediakan oleh lembaga yang menyediakan layanan tersebut. Bahan yang diberikan mulai kurikulum, teori, kegiatan, lembar kerja, tes, dan sebagainya. Pemilihan bahan terpaket memberikan kemudahan dan kepraktisan karena tidak perlu mencari-cari bahan yang diperlukan ditempat lain.
Pilihan kedua yang dapat dilakukan oleh keluarga home schooling adalah membeli secara terpisah, baik kurikulum maupun bahan ajar. Dengan resiko menambah kompleksitas, keluarga home schooling dapat memilih materi-materi yang benar-benar dibutuhkannya dan membelinya secara terpisah.
Selain kedua pilihan tersebut, keluarga home schooling dapat mengembangkan kretifitasnya untuk menentukan kurikulum dan matei-materi yang digunakan. Misalnya, dengan menggabungkan antara membeli bahan pengajaran dan penggunaan materi yang ada di rumah, atau membuat sendiri materi pengajaran yang dibutuhkan.
Dalam melaksanakan home schooling, peserta didik bisa memilih pembelajaran, namun tidak terlepas dari kurikulum pendidikan. Hal ini mengingat pada akhirnya nanti peserta didik juga akan melakukan ujian kesetaraan, sehingga dalam ujian nanti peserta didik tetap memiliki acuan yang jelas.
Dalam home schooling, bukan anak untuk kurikulum tetapi kurikulum untuk anak. Jadi kurikulum didesain untuk anak dalam kiondisi berbeda. Macam-macam kurikulum dalam home schooling:
Kurikulum tradisional
Kurikulum tradisional adalah kurikulum yang menggunakan buku teks untuk tiap mata pelajaran dan tidak ada kaitan antara mata pelajaran yang satu dengan mata pelajaran yang lain. Kurikulum ini sangat mirip dengan apa yang diajarkan di sekolah secara umum. Model kurikulum ini sangat disukai keluarga home schooling pemula dan juga orang tua home shcooler yang ingin merasa aman dengan mengetahui bahwa pendidikan anaknya pasti tercakup dengan baik.Dewasa ini, dengan berkembangnya teori kecerdasan majemuk dari Howard Gardner dan teori cara anak belajar dari Cynthia Ulrich Tobias, kurikulum home schooling juga semakin berkembang, penyedia kurikulum tradisional terus mengembangkan buku teks yang lebih menarik.
Kurikulum klasikal (classical education)
Kurikulum ini berdasarkan pada pengajaran pendidikan primer, sesuai dengan pendidikan Yunani kuno yang dinamakan “trivium”. Trivium terdiri dari tiga tahap, yaitu: tahap pertama, adalah gramatika, yaitu tahap mengumpulkan dan mengingat informasi. Tahap kedua, adalah dialektika, yaitu tahap menganalisa informasi dan penalaran dikembangkan. Tahap terakhir, rhetorika, yaitu tahap dimana kemampuan anak dimatangkan.Kurikulum ini dikembangkan lagi setelah para pendidik merasa gagal mempersiapkan murid menghadapi masa depan dengan sistem sekolah modern, sehingga para pendidik ingin mencoba kembali menggunakan kurikulum tersebut.
Kurikulum Charlotte Mason
Melalui bukunya Home Education yang dicetak ulang dengan judul The Original Home Schooling Series, Charlotte Mason mengajarkan seni mendidik anak dengan lembut. Dia tidak menyetujui sistem pendidikan yang seragam untuk puluhan anak berusia sebaya. Ini berlawanan dengan teori classical education mula-mula dan teori pendidikan tradisional. Motto pendidikan anak yang diterapkan Charlotte Mason adalah “I am, I can, I ought, I will”. Ia mengajak anak untuk mengenali diri sendiri, mengasah kemampuan diri sendiri, mengetahui tanggung jawab, dan memiliki tujuan hidup.Kurikulum studi unit
Kurikulum ini dikembangkan karena adanya kebutuhan dan keinginan orang tua untuk mengajarkan mata pelajaran tertentu secara lebih mendalam. Kebutuhan ini muncul karena anak-anak menaruh minat khusus pada bidang tertentu atau orang tua memiliki gairah yang besar dan antusiasme yang meluap pada hal-hal tertentu. Banyak sekali kurikulum yang beredar belakangan ini dengan sistem studi unit. Biasanya buku-buku studi unit dipergunakan sebagai tambahan untuk memperkaya pengetahuan anak.Kurikulum ecletic
Kurikulum ini bisa disebut juga dengan sebutan kurikulum “gado-gado”, artinya disini dilakukan pendekatan yang berbeda untuk setiap mata pelajaran. Misalnya pendekatan tradisional untuk matematika, pendekatan Charlotte Mason untuk membaca, pendekatan studi unit untuk ilmu alam dan pendekatan klasikal untuk sejarah. Kombinasinya bisa berbagai macam.Kurikulum yang paling sesuai untuk anak adalah kurikulum yang menurut orang tua berisi prioritas terpenting yang perlu diketahui anak pada usianya saat itu. Selain itu kurikulum tersebut harus sesuai dengan bakat, minat, kemampuan, dan gaya belajarnya.
Referensi Makalah®
Kepustakaan: Sulaiman Joesoer, Konsep Dasar Pendidikan Luar Sekolah, (Jakarta: Bumi Aksara, 1999).