Referensi Waktu dalam Islam
Pada: July 14, 2014
Melihat referensi waktu dalam Islam, kita akan mengambil rujukan melalui al-Quran dan Sunnah. Al-Quran dan as-Sunnah telah memberikan perhatian sangat besar terhadap masalah waktu dari berbagaisudut dan dengan berbagai macam bentuk personifikasi atau perumpamaan. Perumpamaan tersebut dapat kita lihat pada al-Quran surat Ibrahim ayat 33-34, yang di dalam ayat tersebut menjelaskan betapa pentingnya waktu bagi manusia dan betapa banyak Allah melimpahkan nikmat-Nya kepada hamba-hamba-Nya.
Ajaran dan etika agama Islam telah menetapkan bahwa setiap potongan terkecil waktu harus diperhatikan dengan serius. Maksudnya bahwa dalam pandangan seorang muslim waktu hendaklah benar-benar dimanfaatkan tidak hanya sebatas memberi manfaat di dunia, akan tetapi juga memberi manfaat di akhirat kelak.
Oleh karena itu, wajib bagi setiapmanusia untuk mengetahui betapa waktu sangat mulia dan berharga, sehingga jangan sampai sedikitpun dari waktu itu dibuang untuk sesuatu yang tidak ada manfaatnya, dalam arti untuk sesuatu yang tidak mendekatkan diri pada Allah Swt.
Yusuf al-Qardhawi dalam bukunya yang berjudul Waktu adalah Kehidupan, menyebutkan bahwa Islam selalu membangunkan manusia dari “tidur panjang” dan memberitahukannya tentang arti penting waktu seiring dengan bergeraknya bumi, berputarnya cakrawala, perjalanan matahari dan planet-planet, dan pergantian siang, ketika malam terbelah, wajah sang fajar tampak menyingsing, berdirilah penyeru Allah (mu’adzin) dengan suaranya yang memenuhi cakrawala.
Seorang muslim harus dapat memanfaatkan waktu senggangnya untuk melaksanakan ibadah. Karena Allah Swt mengutamakan waktu seperti bulan Ramadhan, tanggal 10 Dzulhijjah, hari Jum’at dan sepertiga malam, untuk melaksanakan ibadah. Selain memanfaatkan waktu juga memanfaatkan tempat-tempat yang utama seperti Masjid al-Haram, Masjid an-Nabawi, Masjidil al-Aqsha, di tempat tersebutseorang muslim dapat melaksanakan ibadah shalat.
Dengan memanfaatkan waktu dengan sebaik-baiknya kita bisa menghargai bahwa waktu sangat penting bagi kehidupan manusia. Islam selalu mengajak seseorang muslim yang bijak untuk berlomba dalam kebajikan dan mengoptimalkan waktu-waktu spesial (istimewa). Keistimewaan ini adalah hak prerogatif Allah. Ia mengkhususkan rahmat-Nya kepada siapa-siapa yang dikehendaki.
Sama dengan keistimewaan yang diberikan kepada orang-orang tertentu, jenis tertentu, tempat tertentu, atau waktu tertentu. Dalam Islam, sifat menunda-nunda waktu adalah kesuraman dalam sarang kerugian, darisitulah harapan menjadi terputus. Maka Islam sangat menganjurkan seseorang untuk dapat mengoptimalkan waktunya dengan baik. Karena tidak ada seorang pun yang bisa menjamin orang lain bahwa dia akan tetap hidup sampai hari esok.
Sekarang ini, kasus kematian mendadak lebih banyak daripada masa lalu, walaupun kemajuan medis dan sains begitu pesat, namun kedokteran tidak akan mampu menghalangi kematian yang datang dengan sebab-sebab baru dari alat-alat modern yang tidak terhitung setiap harinya.
Referensi Makalah®
Kepustakaan: Yusuf al-Qardhawi, Waktu adalah Kehidupan, terj. Ali Imran, (Yogyakarta: Mardhiyah Press, 2005), Depag RI, Al-Quran dan Terjemahnya, (Jakarta : Balai Pustaka, 1989).
Ajaran dan etika agama Islam telah menetapkan bahwa setiap potongan terkecil waktu harus diperhatikan dengan serius. Maksudnya bahwa dalam pandangan seorang muslim waktu hendaklah benar-benar dimanfaatkan tidak hanya sebatas memberi manfaat di dunia, akan tetapi juga memberi manfaat di akhirat kelak.
Oleh karena itu, wajib bagi setiapmanusia untuk mengetahui betapa waktu sangat mulia dan berharga, sehingga jangan sampai sedikitpun dari waktu itu dibuang untuk sesuatu yang tidak ada manfaatnya, dalam arti untuk sesuatu yang tidak mendekatkan diri pada Allah Swt.
Yusuf al-Qardhawi dalam bukunya yang berjudul Waktu adalah Kehidupan, menyebutkan bahwa Islam selalu membangunkan manusia dari “tidur panjang” dan memberitahukannya tentang arti penting waktu seiring dengan bergeraknya bumi, berputarnya cakrawala, perjalanan matahari dan planet-planet, dan pergantian siang, ketika malam terbelah, wajah sang fajar tampak menyingsing, berdirilah penyeru Allah (mu’adzin) dengan suaranya yang memenuhi cakrawala.
Seorang muslim harus dapat memanfaatkan waktu senggangnya untuk melaksanakan ibadah. Karena Allah Swt mengutamakan waktu seperti bulan Ramadhan, tanggal 10 Dzulhijjah, hari Jum’at dan sepertiga malam, untuk melaksanakan ibadah. Selain memanfaatkan waktu juga memanfaatkan tempat-tempat yang utama seperti Masjid al-Haram, Masjid an-Nabawi, Masjidil al-Aqsha, di tempat tersebutseorang muslim dapat melaksanakan ibadah shalat.
Dengan memanfaatkan waktu dengan sebaik-baiknya kita bisa menghargai bahwa waktu sangat penting bagi kehidupan manusia. Islam selalu mengajak seseorang muslim yang bijak untuk berlomba dalam kebajikan dan mengoptimalkan waktu-waktu spesial (istimewa). Keistimewaan ini adalah hak prerogatif Allah. Ia mengkhususkan rahmat-Nya kepada siapa-siapa yang dikehendaki.
Sama dengan keistimewaan yang diberikan kepada orang-orang tertentu, jenis tertentu, tempat tertentu, atau waktu tertentu. Dalam Islam, sifat menunda-nunda waktu adalah kesuraman dalam sarang kerugian, darisitulah harapan menjadi terputus. Maka Islam sangat menganjurkan seseorang untuk dapat mengoptimalkan waktunya dengan baik. Karena tidak ada seorang pun yang bisa menjamin orang lain bahwa dia akan tetap hidup sampai hari esok.
Sekarang ini, kasus kematian mendadak lebih banyak daripada masa lalu, walaupun kemajuan medis dan sains begitu pesat, namun kedokteran tidak akan mampu menghalangi kematian yang datang dengan sebab-sebab baru dari alat-alat modern yang tidak terhitung setiap harinya.
Referensi Makalah®
Kepustakaan: Yusuf al-Qardhawi, Waktu adalah Kehidupan, terj. Ali Imran, (Yogyakarta: Mardhiyah Press, 2005), Depag RI, Al-Quran dan Terjemahnya, (Jakarta : Balai Pustaka, 1989).