Biografi Setya Novanto
Pada: October 05, 2014
Setya Novanto anak kelima pasangan dari bapak R. Suwondo Mangunratsongko dan ibu Julia Maria Sulastri lahir di Bandung, 12 November 1954. Setya memiliki delapan saudara, dikenal baik hati dan periang, dan berbakti kepada orang tua.
Pendidikannya di mulai di Taman Kanak-Kanak Ibu Dewi Sartika, Bandung. Kemudian melanjutkan di Sekolah Dasar Negeri 5 Surabaya, karena saat itu, orang tuanya pindah ke Kota Surabaya. Jenjang pendidikan selanjutnya, Setya Novanto sekolah di SMP Negeri 73, Bilangan Tebet, Jakarta Selatan. Dan sekolah lanjutan atas di SMA Negeri 9 Jakarta Pusat.
Keinginan Setya Novanto mengenyam pendidikan yang lebih tinggi terlihat kala menyelesaikan studinya di SMA. Dengan berbekal keyakinan teguh, cita-cita ingin mandiri, dia merantau ke Surabaya, kuliah di Widya Mandala mengambil jurusan Akuntansi.
Kemandirian hidup sudah terlihat sejak itu, bahkan meski orang tuanya juga tinggal di Surabaya, Setya memilih nge-kost di tempat lain, dan tidak bergantung sama orang tuanya. Setya membiayai hidup keras di Surabaya dengan berjualan madu di pasar-pasar. Madu dia dapatkan dari penduduk desa, lalu menjualnya kembali. Dari sinilah, Setya terbiasa bangun jam 5 subuh. Masih gelap, pagi buta, dia berjalan ke Pasar Wonokromo, lalu menunggu penduduk desa membawa barang dagangannya, dibeli untuk dijual kembali di Pasar Keputran.
Selain modal kemandirian hidup dan tekad yang besar, Setya juga didukung dengan face tampan. Tercatat, dia pernah menjadi peragawan di FIT & CHIC. Selain itu, Setya juga sempat bekerja sebagai pragawan di atas catwalk. Bahkan, tahun 1975, ia dinobatkan sebagai Pria Tampan se-Surabaya.
Berkat hasil kerja keras plus modal tampan masa kuliah, Setya lalu kembali ke Ibukota, dan melanjutkan studi di Fakultas Ekonomi Trisakti. Sambil kuliah pascasarjana ia bekerja secara serabutan. Nalar cerdas, kreatif pun terlihat. Uang tabungannya, dia belikan buku, lalu diperbanyak dan dijual kembali ke teman-teman kuliahnya.
Berkat kemandirian, keuletan, dan nalar kreatif, salah seorang sahabatnya lalu memberi kepercayaan kepadanya untuk mengelola SPBU di daerah Cikokol, Tangerang. Dan di bawah kendalinya, walhasil SPBU itu mengalami perkembangan pesat. Keberhasilan itulah memotivasi dirinya untuk mencoba mengadu nasib membaut perusahaan sendiri. Sampai akhirnya, dia mendirikan sebuah perusahaan di bidang peternakan.
Usaha pertamanya berjalan, Setya mengajukan kredit di bank dan menambah usahanya. Kali ini dia melirik usaha pengadaan bahan baku textil untuk Pabrik Textil Naintex di Kota Bandung. Di sinilah Novanto mulai berkenalan dengan mitra dagang dari mancanegara. Dengan kesempatan itu, gerbang menuju kesuksesan semakin terbuka lebar pada Novanto.
Tahun 1986, Setya berhasil meyakinkan Kepala Otorita Batam untuk menjadikan batam lebih maju dan tidak sekadar memiliki deretan toko saja, tapi harus sekaligus mendirikan hotel dan lapangan golf bertaraf internasional. Sampai kemudian, dia mendapat lahan tempat hotel Nagoya berdiri.
Tahun 1989, Setya Novanto mendirikan Padang Golf Nongsa Permai. Padang Golf yang diresmikan Presiden RI saat itu, Soeharto. Padang golf yang awalnya hanya memiliki 9 hole, kemudian dikembangkan menjadi 18 hole sekaligus berganti nama menjadi Padang Golf Talvas.
Referensi perjalanan usaha Setya Novanto, kami persingkat. Berikut beberapa perusahaan yang dikendalikannnya; Presiden Komisaris PT. Nagoya Plaza Hotel, Batam (1987-2004), Komisaris PT. Dwisetia Indo Lestari, Batam (1987-2004), Komisaris PT. Bukit Granit Mining Mandiri, Batam (1990-2004), Komisaris PT. Orienta Sari Mahkota (1992-2003), Komisaris PT. Menara Wenang, Jakarta (1992-2003), Komisaris PT. Solusindo Mitra Sejati, Jakarta- (1992-1996), Direktur PT. Dwimarunda Makmur, Jakarta (1992-2000), Komisaris PT. Bogamakmur Arthawijaya, Jakarta (1996-sekarang), Pendiri Tee Box Cafe, Jakarta (1996-sekarang), Presiden Komisaris NOVA GROUP, Jakarta (1998-2004), dan Presiden Direktur pada PT. Mulia Intan Lestari, Jakarta (1999-2000) Dari perjuangan bisnis inilah, Setya kemudian bergabung di Kosgoro. Kosgoro sebagai bagian dari Golkar saat itu, membuka peluang Setya masuk menjadi anggota di Partai Golkar. Sampai kemuidan menjadi anggota DPR RI dari Partai Golkar tiga periode berturut-turut, yakni tahun 1999-2004 dan kemudian dilanjutkan pada periode 2004-2009 dan 2009-2014. Hasil rapat Paripurna DPR-RI 2014 memilih Setya Novanto menjadi ketua DPR-RI.
Referensi Makalah®
Berbagai Sumber
Pendidikannya di mulai di Taman Kanak-Kanak Ibu Dewi Sartika, Bandung. Kemudian melanjutkan di Sekolah Dasar Negeri 5 Surabaya, karena saat itu, orang tuanya pindah ke Kota Surabaya. Jenjang pendidikan selanjutnya, Setya Novanto sekolah di SMP Negeri 73, Bilangan Tebet, Jakarta Selatan. Dan sekolah lanjutan atas di SMA Negeri 9 Jakarta Pusat.
Keinginan Setya Novanto mengenyam pendidikan yang lebih tinggi terlihat kala menyelesaikan studinya di SMA. Dengan berbekal keyakinan teguh, cita-cita ingin mandiri, dia merantau ke Surabaya, kuliah di Widya Mandala mengambil jurusan Akuntansi.
Kemandirian hidup sudah terlihat sejak itu, bahkan meski orang tuanya juga tinggal di Surabaya, Setya memilih nge-kost di tempat lain, dan tidak bergantung sama orang tuanya. Setya membiayai hidup keras di Surabaya dengan berjualan madu di pasar-pasar. Madu dia dapatkan dari penduduk desa, lalu menjualnya kembali. Dari sinilah, Setya terbiasa bangun jam 5 subuh. Masih gelap, pagi buta, dia berjalan ke Pasar Wonokromo, lalu menunggu penduduk desa membawa barang dagangannya, dibeli untuk dijual kembali di Pasar Keputran.
Selain modal kemandirian hidup dan tekad yang besar, Setya juga didukung dengan face tampan. Tercatat, dia pernah menjadi peragawan di FIT & CHIC. Selain itu, Setya juga sempat bekerja sebagai pragawan di atas catwalk. Bahkan, tahun 1975, ia dinobatkan sebagai Pria Tampan se-Surabaya.
Berkat hasil kerja keras plus modal tampan masa kuliah, Setya lalu kembali ke Ibukota, dan melanjutkan studi di Fakultas Ekonomi Trisakti. Sambil kuliah pascasarjana ia bekerja secara serabutan. Nalar cerdas, kreatif pun terlihat. Uang tabungannya, dia belikan buku, lalu diperbanyak dan dijual kembali ke teman-teman kuliahnya.
Berkat kemandirian, keuletan, dan nalar kreatif, salah seorang sahabatnya lalu memberi kepercayaan kepadanya untuk mengelola SPBU di daerah Cikokol, Tangerang. Dan di bawah kendalinya, walhasil SPBU itu mengalami perkembangan pesat. Keberhasilan itulah memotivasi dirinya untuk mencoba mengadu nasib membaut perusahaan sendiri. Sampai akhirnya, dia mendirikan sebuah perusahaan di bidang peternakan.
Usaha pertamanya berjalan, Setya mengajukan kredit di bank dan menambah usahanya. Kali ini dia melirik usaha pengadaan bahan baku textil untuk Pabrik Textil Naintex di Kota Bandung. Di sinilah Novanto mulai berkenalan dengan mitra dagang dari mancanegara. Dengan kesempatan itu, gerbang menuju kesuksesan semakin terbuka lebar pada Novanto.
Tahun 1986, Setya berhasil meyakinkan Kepala Otorita Batam untuk menjadikan batam lebih maju dan tidak sekadar memiliki deretan toko saja, tapi harus sekaligus mendirikan hotel dan lapangan golf bertaraf internasional. Sampai kemudian, dia mendapat lahan tempat hotel Nagoya berdiri.
Tahun 1989, Setya Novanto mendirikan Padang Golf Nongsa Permai. Padang Golf yang diresmikan Presiden RI saat itu, Soeharto. Padang golf yang awalnya hanya memiliki 9 hole, kemudian dikembangkan menjadi 18 hole sekaligus berganti nama menjadi Padang Golf Talvas.
Referensi perjalanan usaha Setya Novanto, kami persingkat. Berikut beberapa perusahaan yang dikendalikannnya; Presiden Komisaris PT. Nagoya Plaza Hotel, Batam (1987-2004), Komisaris PT. Dwisetia Indo Lestari, Batam (1987-2004), Komisaris PT. Bukit Granit Mining Mandiri, Batam (1990-2004), Komisaris PT. Orienta Sari Mahkota (1992-2003), Komisaris PT. Menara Wenang, Jakarta (1992-2003), Komisaris PT. Solusindo Mitra Sejati, Jakarta- (1992-1996), Direktur PT. Dwimarunda Makmur, Jakarta (1992-2000), Komisaris PT. Bogamakmur Arthawijaya, Jakarta (1996-sekarang), Pendiri Tee Box Cafe, Jakarta (1996-sekarang), Presiden Komisaris NOVA GROUP, Jakarta (1998-2004), dan Presiden Direktur pada PT. Mulia Intan Lestari, Jakarta (1999-2000) Dari perjuangan bisnis inilah, Setya kemudian bergabung di Kosgoro. Kosgoro sebagai bagian dari Golkar saat itu, membuka peluang Setya masuk menjadi anggota di Partai Golkar. Sampai kemuidan menjadi anggota DPR RI dari Partai Golkar tiga periode berturut-turut, yakni tahun 1999-2004 dan kemudian dilanjutkan pada periode 2004-2009 dan 2009-2014. Hasil rapat Paripurna DPR-RI 2014 memilih Setya Novanto menjadi ketua DPR-RI.
Referensi Makalah®
Berbagai Sumber