Biografi Singkat Susi Pudjiastuti
Pada: October 27, 2014
Susi Pudjiastuti, wanita kelahiran Pangandaran, 15 Januari tahun 1965. Putri dari Haji Ahmad Karlan dan Hajjah Suwuh Lasminah, seorang peternak sukses Pangandaran.
Keluarga Susi terbilang dari kasta atas Pangandaran. Ini dilihat dari silsilah keturunannya. Kakek buyutnya adalah salah seorang tuan tanah di Pangandaran. Pendidikan wanita yang kini berumur 49 tahun ini hanya sampai di SMP saja.
Dia adalah wanita yang lebih mencintai karir daripada pendidikan. Semasa kecil, Susi sangat suka dengan pesawat terbang, bahkan dia sering mengatakan akan memiliki pesawat terbang sendiri. Semasa duduk di bangku Sekolah Dasar, Susi lebih banyak bermain, berlari, khas tipe anak agresif. Sampai kemudian melanjutkan ke bangku SMP dan memiliki ijazah. SMA-nya dilanjutkan di SMAN Yogyakarta, tapi sampai kelas II saja, dan memilih keluar dan berbisnis ikan. Bisnis ikan yang digelutinya berawal dari modal menjual perhiasan sebesar Rp 750.000.
Mulailah ibu tiga anak ini mengadu peruntungan sebagai pengepul ikan di Pangandaran. Bisnis pengepul ikan yang digelutinya terus berkembang sampai akhirnya, pada tahun 1996, dia berhasil mendirikan pabrik pengolahan ikan PT ASI Pudjiastuti Marine Product dengan produk unggulan berupa lobster dengan merek “Susi Brand”.(baca juga: karakteristik dan layanan jasa)
Keberhasilan bisnis ikan yang kian berkembang pesat inilah akhirnya Susi bersentuhan dengan pesawat terbang. Saat bisnis pengolahan ikannya meluas dengan pasar hingga ke Asia dan Amerika, Susi memerlukan sarana transportasi udara yang dapat dengan cepat mengangkut lobster, ikan, dan hasil laut lain kepada pembeli dalam keadaan masih segar. Karena untuk membawanya ke Jakarta melalui darat, dan laut, membutuhkan waktu relatif panjang, rentan membuat ikan membusuk atau tidak segar lagi. Kondisi inilah yang membuat wanita peraih penghargaan antara lain Pelopor Wisata dari Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Jawa Barat tahun 2004 ini, berinisiatif membeli Cessna Caravan seharga Rp 20 miliar hasil pinjaman lunak bank.
Pesawat yang dibeli digunakan mengangkut lobster dan ikan segar tangkapan nelayan di berbagai pantai di Indonesia ke Jakarta dan Jepang. Call sign yang digunakan Cessna itu adalah Susi Air.
Takdir merubah arah bisnis Susi. Saat Tsunami Aceh plus gempa tektonik yang melanda pantai barat Sumatera tahun 2004, pesawat Cessna miliknya dijadikan salah satu pengangkut bantuan logistik kepada korban, bahkan pesawatnya adalah pesawat pertama kali yang tiba di Aceh memberikan bantuan kepada korban terisolir. Kejadian inilah yang merubah bisnis ikan Susi menjadi jasa menyewakan pesawat.
Bisnis pesawatnya berkembang, dan sampai akhir tahun 2013 Susi Air memiliki 49 dan mengoperasikan 50 pesawat terbang berbagai jenis, 180 pilot, dengan penghasilan 300 Miliar pertahun.
Susi Pudjiastuti menikah dengan Christian von Strombeck, pria asal jerman ini juga seorang pengusaha di bidang penerbangan. Sebelumnya, Susi juga pernah menikah dengan pria asal Prancis. Bahkan berhembus kabar tak sedap, kalau kehidupan rumah tangga Susi Pudjiastuti berbau poliandri.
Dari pernikahannya, Susi memiliki tiga orang anak. Anak pertamanya, bernama Panji Hilmansyah, alumnis sekolah penerbangan, Amerika. Seperti dengan anak pertama, anak keduanya, Nadine Pascale Kaiser. Sedangkan anak ketiganya, Alvy Xavier, masih berusia 13 tahun dan tinggal di Jakarta bersamanya.
Susi Pudjiastuti menerima banyak penghargaan, di antarnya Pelopor Wisata dari Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Jawa Barat tahun 2004, Young Entrepreneur of the Year dari Ernst and Young Indonesia tahun 2005, Primaniyarta Award for Best Small & Medium Enterprise Exporter 2005 dari Presiden RI, Metro TV Award for Economics, Inspiring Woman 2005, Eagle Award 2006 dari Metro TV, Indonesia Berprestasi Award dari PT Exelcomindo, dan Sofyan Ilyas Award dari Kementerian Kelautan dan Perikanan tahun 2009.
Siapa sangka, wanita yang hanya lulusan SMP ini dipilih oleh Presiden terpilih Joko Widodo untuk mengemban jabatan sebagai Menteri Kelautan dan Perikanan dalam Kabinet Kerja 2014-2019. Banyak yang pengkritik, meragukan kemampuan, bahkan karena alasan kalau Susi adalah wanita perokok dan bertato, tapi ada pula yang menunggu kiprah mantan pebisnis ikan ini memajukan bangsa dari sektor kelautan dan perikanan.
Referensi Makalah®
*Berbagai Sumber
Keluarga Susi terbilang dari kasta atas Pangandaran. Ini dilihat dari silsilah keturunannya. Kakek buyutnya adalah salah seorang tuan tanah di Pangandaran. Pendidikan wanita yang kini berumur 49 tahun ini hanya sampai di SMP saja.
Dia adalah wanita yang lebih mencintai karir daripada pendidikan. Semasa kecil, Susi sangat suka dengan pesawat terbang, bahkan dia sering mengatakan akan memiliki pesawat terbang sendiri. Semasa duduk di bangku Sekolah Dasar, Susi lebih banyak bermain, berlari, khas tipe anak agresif. Sampai kemudian melanjutkan ke bangku SMP dan memiliki ijazah. SMA-nya dilanjutkan di SMAN Yogyakarta, tapi sampai kelas II saja, dan memilih keluar dan berbisnis ikan. Bisnis ikan yang digelutinya berawal dari modal menjual perhiasan sebesar Rp 750.000.
Mulailah ibu tiga anak ini mengadu peruntungan sebagai pengepul ikan di Pangandaran. Bisnis pengepul ikan yang digelutinya terus berkembang sampai akhirnya, pada tahun 1996, dia berhasil mendirikan pabrik pengolahan ikan PT ASI Pudjiastuti Marine Product dengan produk unggulan berupa lobster dengan merek “Susi Brand”.(baca juga: karakteristik dan layanan jasa)
Keberhasilan bisnis ikan yang kian berkembang pesat inilah akhirnya Susi bersentuhan dengan pesawat terbang. Saat bisnis pengolahan ikannya meluas dengan pasar hingga ke Asia dan Amerika, Susi memerlukan sarana transportasi udara yang dapat dengan cepat mengangkut lobster, ikan, dan hasil laut lain kepada pembeli dalam keadaan masih segar. Karena untuk membawanya ke Jakarta melalui darat, dan laut, membutuhkan waktu relatif panjang, rentan membuat ikan membusuk atau tidak segar lagi. Kondisi inilah yang membuat wanita peraih penghargaan antara lain Pelopor Wisata dari Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Jawa Barat tahun 2004 ini, berinisiatif membeli Cessna Caravan seharga Rp 20 miliar hasil pinjaman lunak bank.
Pesawat yang dibeli digunakan mengangkut lobster dan ikan segar tangkapan nelayan di berbagai pantai di Indonesia ke Jakarta dan Jepang. Call sign yang digunakan Cessna itu adalah Susi Air.
Takdir merubah arah bisnis Susi. Saat Tsunami Aceh plus gempa tektonik yang melanda pantai barat Sumatera tahun 2004, pesawat Cessna miliknya dijadikan salah satu pengangkut bantuan logistik kepada korban, bahkan pesawatnya adalah pesawat pertama kali yang tiba di Aceh memberikan bantuan kepada korban terisolir. Kejadian inilah yang merubah bisnis ikan Susi menjadi jasa menyewakan pesawat.
Bisnis pesawatnya berkembang, dan sampai akhir tahun 2013 Susi Air memiliki 49 dan mengoperasikan 50 pesawat terbang berbagai jenis, 180 pilot, dengan penghasilan 300 Miliar pertahun.
Susi Pudjiastuti menikah dengan Christian von Strombeck, pria asal jerman ini juga seorang pengusaha di bidang penerbangan. Sebelumnya, Susi juga pernah menikah dengan pria asal Prancis. Bahkan berhembus kabar tak sedap, kalau kehidupan rumah tangga Susi Pudjiastuti berbau poliandri.
Dari pernikahannya, Susi memiliki tiga orang anak. Anak pertamanya, bernama Panji Hilmansyah, alumnis sekolah penerbangan, Amerika. Seperti dengan anak pertama, anak keduanya, Nadine Pascale Kaiser. Sedangkan anak ketiganya, Alvy Xavier, masih berusia 13 tahun dan tinggal di Jakarta bersamanya.
Susi Pudjiastuti menerima banyak penghargaan, di antarnya Pelopor Wisata dari Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Jawa Barat tahun 2004, Young Entrepreneur of the Year dari Ernst and Young Indonesia tahun 2005, Primaniyarta Award for Best Small & Medium Enterprise Exporter 2005 dari Presiden RI, Metro TV Award for Economics, Inspiring Woman 2005, Eagle Award 2006 dari Metro TV, Indonesia Berprestasi Award dari PT Exelcomindo, dan Sofyan Ilyas Award dari Kementerian Kelautan dan Perikanan tahun 2009.
Siapa sangka, wanita yang hanya lulusan SMP ini dipilih oleh Presiden terpilih Joko Widodo untuk mengemban jabatan sebagai Menteri Kelautan dan Perikanan dalam Kabinet Kerja 2014-2019. Banyak yang pengkritik, meragukan kemampuan, bahkan karena alasan kalau Susi adalah wanita perokok dan bertato, tapi ada pula yang menunggu kiprah mantan pebisnis ikan ini memajukan bangsa dari sektor kelautan dan perikanan.
Referensi Makalah®
*Berbagai Sumber