Perspektif Teknologi Pembelajaran
Pada: April 29, 2019
Pengertian Teknologi Pembelajaran
Para pakar terminologi mendefinisikan teknologi secara beragam. Penulis memahami bahwa teknologi merupakan pengetahuan tentang membuat sesuatu, yaitu suatu desain perangkat pengetahuan untuk mencapai tujuan secara praktis. Tujuan praktis tidak hanya fokus pada satu jenis ilmu pengetahuan, melainkan untuk semua jenis ilmu pengetahuan.
Dengan pertimbangan tujuan itulah, maka cakupan teknologi mengandung makna akan manfaat etis yang menyesuaikan diri terhadap dinamika perubahan. Maksudnya, bahwa fluktuasi perubahan pengetahuan juga akan berdampak pada perangkat yang digunakan untuk mencapai tujuan menerapkan ilmu pengetahuan tersebut.
Teknologi pembelajaran dibagi dalam dalam beberapa bentuk, yaitu teknologi pembelajaran sebagai media, teknologi pembelajaran sebagai ilmu, teknologi pembelajaran sebagai suatu proses, teknologi pembelajaran sebagai kawasan bidang ilmu. Teknologi pembelajaran sebagai media berhubungan dengan pengajaran visual dengan menggunakan alat bantu visual.
Teknologi pembelajaran sebagai ilmu mengetahuan berawal dari kesepakatan Association for Educational Communications and Technology (AECT) tahun 1972 yang merumuskan definisi teknologi pembelajaran secara lebih komprehensif. Teknologi pembelajaran secara komprehensip dianggap sebagai suatu bidang yang terlibat dalam fasilitasi belajar manusia melalui proses identifikasi sistematis, serta dipandang sebagai suatu bidang ilmu dari pada teori atau cabang dari teori. Teknologi pembelajaran sebagai proses karena melibatkan banyak individi, prosedur, ide, peralatan, dan organisasi. teknologi pembelajaran sebagai kawasan bidang ilmu karena terkait domain dan subdomain pengetahuan.
Dinamika pendidikan yang senantiasa berkembang menuntut variasi pembelajaran sesuai kebutuhan yang tidak luput dari nilai agama, kebudayaan nasional dan fleksibel terhadap tuntutan zaman dan sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Sebagai bagian dari rekayasa sosial, pendidikan tentu dapat dibentuk dan diarahkan ke tujuan tertentu, yang pada akhirnya proses pembelajaran dituntu berlangsung secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat dan minat peserta didik.
Cakupan teknologi pembelajaran yang sangat luas dan dapat dilihat dari berbagai sisi. Cakupan itulah nantinya yang akan melandasi langkah gerak teknologi pembelajaran. Secara umum, teknologi pembelajaran dapat dipandang sebagai suatu disiplin ilmu, bidang garapan, dan profesi. Masing-masing sudut pandang memiliki syarat tertentu sebagai indikator sudut pandang itu sendiri. Beberapa pakar pendidikan menyebutkan bahwa antara teknologi pendidikan dan teknologi pembelajaran pada dasarnya sama.
Kata pembelajaran dan pendidikan adalah bagian dari kata utama, “teknologi.” Dalam artian pembelajaran dikhususkan mengenai permasalahan belajar dan mengajar, sedangkan pendidikan, lebih luas yang mencakup segala aspek pendidikan.
Terminologi Teknologi Pendidikan banyak digunakan di Inggris dan Kanada. Sedangkan Teknologi Pembelajaran lebih banyak digunakan di Amerika Serikat. Meski beberapa kelompok menggunakan secara bergantian dengan maksud yang sama. Benang merah yang sama pada keduanya adalah kajian tentang teknologi pendidikan dan teknologi pembelajaran pendidikan berkembang dinamis yang meliputi pendekatan isi, teori, makna, materi pendidikan.
Dari waktu ke waktu pergeseran terminologi teknologi pendidikan berubah seiring dengan perubahan paradigm yang umat manusia terhadap perkembangan ilmu pengertahuan, Rumusan difinisi teknologi pendidikan secara terorganisir dimulai pada tahun 1960.
Kemudian pada tahun 1970, organisasi Commission on Instructional Technology yang diketuai oleh Sidney Tickton, mendefinisikan teknologi pendidikan sebagai sebuah aplikasi instruksional yang sistematis dalam upaya merancang, melaksanakan, dan mengevaluasi keseluruhan proses belajar mengajar untuk mencapai tujuan khusus. Teknologi pendidikan selain sebagai teori belajar dan komunikasi juga dianggap sebagai sumber belajar.
Dua definisi teknologi pendidikan tersebut dilengkapi dua tahun kemudian oleh Komisi Definisi dan Terminologi AECT, yaitu bagian yang mempunya kesempatan yang penting dalam rangka memfasilitasi proses belajar manusia melalui usaha terstruktur yang teridentifikasi, pengembangan proses belajar, pengorganisasian, dan pemanfaatan berbagai macam sumber belajar.
Kemudian tahun 1977, keluarlah definisi teknologi yang merupakan definisi keempat dengan menekankan bahwa fungsi teknologi pendidikan yang terkait dengan proses kompleks dan terpadi yang menyangkut semua aspek belajar manusia. AECT pada tahun 1994 mendefinisikan teknologi pembelajaran sebagai teori dan praktek dalam desain, pengembangan, pemanfaatan, pengelolaan dan penilaian proses dan sumber untuk belajar. Teori dan praktik yang dimaksud dalam definisi teknologi pendidikan ini adalah bangunan (konstruk), prinsip dan proporsi yang member sumbangan nyata terhadap khazanah pengetahuan. Dari segi penerapan, merupakan bentuk praktek pengetahuan memecahkan masalah.
Definisi teknologi pendidikan tadi bertahan selama 10 tahun, yang kemudian diperbaharui lagi pada tahun 2004 dengan mempertegas makna pada studi, Ethical Practice, Facilitating, Learning, Improving, Performance, Creating, Using, Managing, Appropriate, Technological, Processes, dan Resources. Perubahan demi perubahan definsi teknologi pendidikan menjadi catatan penting yang berakhir pada definisi tahun 2008. Teknologi pendidikan dimaknai sebagai konsepsi yang lebih luas dibandingkan dengan teknologi pembelajaran. Hal itu mengacu bahwa makna pendidikan yang lebih luas dibandingkan dengan makna pembelajaran.
Peningkatan teknologi pembelajaran sebagai konstruk teoritik dan profesi ditentukan oleh kawasan dan bidang garapan. Bidang garapan yang dimaksud adalah mengembangkan, menerapkan, membuktikan dan memperbaiki teori berdasarkan masukan dari lapangan.
Referensi Makalah
Kepustakaan: Nana Saodhih Sukmadinata, Pengembangan Kurikulum Teori da Praktik (Bandung: PT Remaja Rosda Karya, 2013), h. 3-97 S. K Mangal and Uma Mangal, Essensials of Educational Technology (New Delhi: PHI Learning Private Limited, 2009), h. 2 Barbara Seels B & Richey Rita C. Instructional Technology: The definition of the field. (Washington DC: AECT. 1994), h. 124 Alan Jnuszewski & Molenda, M. Educational Technology: A definition with commentary. (New York: Lawrence Erlbaum Associates. 2008), 76 Ratna Wilis Dahar, Teori-Teori Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta: Erlangga, 2011), h. 14-15. Dewi Salma Prawiradilaga, Wawasan Teknologi Pendidikan (Jakarta: Kencana Perdana Media Group, 2014), h. 42.
Dengan pertimbangan tujuan itulah, maka cakupan teknologi mengandung makna akan manfaat etis yang menyesuaikan diri terhadap dinamika perubahan. Maksudnya, bahwa fluktuasi perubahan pengetahuan juga akan berdampak pada perangkat yang digunakan untuk mencapai tujuan menerapkan ilmu pengetahuan tersebut.
Teknologi pembelajaran dibagi dalam dalam beberapa bentuk, yaitu teknologi pembelajaran sebagai media, teknologi pembelajaran sebagai ilmu, teknologi pembelajaran sebagai suatu proses, teknologi pembelajaran sebagai kawasan bidang ilmu. Teknologi pembelajaran sebagai media berhubungan dengan pengajaran visual dengan menggunakan alat bantu visual.
Teknologi pembelajaran sebagai ilmu mengetahuan berawal dari kesepakatan Association for Educational Communications and Technology (AECT) tahun 1972 yang merumuskan definisi teknologi pembelajaran secara lebih komprehensif. Teknologi pembelajaran secara komprehensip dianggap sebagai suatu bidang yang terlibat dalam fasilitasi belajar manusia melalui proses identifikasi sistematis, serta dipandang sebagai suatu bidang ilmu dari pada teori atau cabang dari teori. Teknologi pembelajaran sebagai proses karena melibatkan banyak individi, prosedur, ide, peralatan, dan organisasi. teknologi pembelajaran sebagai kawasan bidang ilmu karena terkait domain dan subdomain pengetahuan.
Dinamika pendidikan yang senantiasa berkembang menuntut variasi pembelajaran sesuai kebutuhan yang tidak luput dari nilai agama, kebudayaan nasional dan fleksibel terhadap tuntutan zaman dan sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Sebagai bagian dari rekayasa sosial, pendidikan tentu dapat dibentuk dan diarahkan ke tujuan tertentu, yang pada akhirnya proses pembelajaran dituntu berlangsung secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat dan minat peserta didik.
Cakupan teknologi pembelajaran yang sangat luas dan dapat dilihat dari berbagai sisi. Cakupan itulah nantinya yang akan melandasi langkah gerak teknologi pembelajaran. Secara umum, teknologi pembelajaran dapat dipandang sebagai suatu disiplin ilmu, bidang garapan, dan profesi. Masing-masing sudut pandang memiliki syarat tertentu sebagai indikator sudut pandang itu sendiri. Beberapa pakar pendidikan menyebutkan bahwa antara teknologi pendidikan dan teknologi pembelajaran pada dasarnya sama.
Kata pembelajaran dan pendidikan adalah bagian dari kata utama, “teknologi.” Dalam artian pembelajaran dikhususkan mengenai permasalahan belajar dan mengajar, sedangkan pendidikan, lebih luas yang mencakup segala aspek pendidikan.
Terminologi Teknologi Pendidikan banyak digunakan di Inggris dan Kanada. Sedangkan Teknologi Pembelajaran lebih banyak digunakan di Amerika Serikat. Meski beberapa kelompok menggunakan secara bergantian dengan maksud yang sama. Benang merah yang sama pada keduanya adalah kajian tentang teknologi pendidikan dan teknologi pembelajaran pendidikan berkembang dinamis yang meliputi pendekatan isi, teori, makna, materi pendidikan.
Dari waktu ke waktu pergeseran terminologi teknologi pendidikan berubah seiring dengan perubahan paradigm yang umat manusia terhadap perkembangan ilmu pengertahuan, Rumusan difinisi teknologi pendidikan secara terorganisir dimulai pada tahun 1960.
Sejarah Istilah Teknologi Pembelajaran
Lembaga Technological Development Project dari The National Education Association yang diketuai Donald P. Ely mendefinisikan teknologi pendidikan sebagai bagian dari teori praktik pendidikan melalui audiovisual. Audiovisual dirancang seabgai penyambung pesan dan mengendalikan proses belajar. Dalam pelaksanaannya, teknologi pendidikan meliputi perencanaan, produks, seleksi, pengelolaan, dan pemanfaatan komponen-komponen sistem dan seluruh sitem instruksional dalam pembelajaran. Tujuan utamanya adalah efisiensi pemanfaatan setiap metode dan media komunikasi yang memberi sumbangan penuh atas pengembangan potensi secara penuh.Kemudian pada tahun 1970, organisasi Commission on Instructional Technology yang diketuai oleh Sidney Tickton, mendefinisikan teknologi pendidikan sebagai sebuah aplikasi instruksional yang sistematis dalam upaya merancang, melaksanakan, dan mengevaluasi keseluruhan proses belajar mengajar untuk mencapai tujuan khusus. Teknologi pendidikan selain sebagai teori belajar dan komunikasi juga dianggap sebagai sumber belajar.
Dua definisi teknologi pendidikan tersebut dilengkapi dua tahun kemudian oleh Komisi Definisi dan Terminologi AECT, yaitu bagian yang mempunya kesempatan yang penting dalam rangka memfasilitasi proses belajar manusia melalui usaha terstruktur yang teridentifikasi, pengembangan proses belajar, pengorganisasian, dan pemanfaatan berbagai macam sumber belajar.
Kemudian tahun 1977, keluarlah definisi teknologi yang merupakan definisi keempat dengan menekankan bahwa fungsi teknologi pendidikan yang terkait dengan proses kompleks dan terpadi yang menyangkut semua aspek belajar manusia. AECT pada tahun 1994 mendefinisikan teknologi pembelajaran sebagai teori dan praktek dalam desain, pengembangan, pemanfaatan, pengelolaan dan penilaian proses dan sumber untuk belajar. Teori dan praktik yang dimaksud dalam definisi teknologi pendidikan ini adalah bangunan (konstruk), prinsip dan proporsi yang member sumbangan nyata terhadap khazanah pengetahuan. Dari segi penerapan, merupakan bentuk praktek pengetahuan memecahkan masalah.
Definisi teknologi pendidikan tadi bertahan selama 10 tahun, yang kemudian diperbaharui lagi pada tahun 2004 dengan mempertegas makna pada studi, Ethical Practice, Facilitating, Learning, Improving, Performance, Creating, Using, Managing, Appropriate, Technological, Processes, dan Resources. Perubahan demi perubahan definsi teknologi pendidikan menjadi catatan penting yang berakhir pada definisi tahun 2008. Teknologi pendidikan dimaknai sebagai konsepsi yang lebih luas dibandingkan dengan teknologi pembelajaran. Hal itu mengacu bahwa makna pendidikan yang lebih luas dibandingkan dengan makna pembelajaran.
Peningkatan teknologi pembelajaran sebagai konstruk teoritik dan profesi ditentukan oleh kawasan dan bidang garapan. Bidang garapan yang dimaksud adalah mengembangkan, menerapkan, membuktikan dan memperbaiki teori berdasarkan masukan dari lapangan.
Referensi Makalah
Kepustakaan: Nana Saodhih Sukmadinata, Pengembangan Kurikulum Teori da Praktik (Bandung: PT Remaja Rosda Karya, 2013), h. 3-97 S. K Mangal and Uma Mangal, Essensials of Educational Technology (New Delhi: PHI Learning Private Limited, 2009), h. 2 Barbara Seels B & Richey Rita C. Instructional Technology: The definition of the field. (Washington DC: AECT. 1994), h. 124 Alan Jnuszewski & Molenda, M. Educational Technology: A definition with commentary. (New York: Lawrence Erlbaum Associates. 2008), 76 Ratna Wilis Dahar, Teori-Teori Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta: Erlangga, 2011), h. 14-15. Dewi Salma Prawiradilaga, Wawasan Teknologi Pendidikan (Jakarta: Kencana Perdana Media Group, 2014), h. 42.